Alasan Anak Rentan Terinfeksi Varian Delta dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Alasan Anak Rentan Terinfeksi Varian Delta dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Upaya mencegah infeksi Covid-19 pada anak tak cuma taat protokol kesehatan (prokes) saja. Tapi lebih dari itu, tubuh butuh membentuk perlindungan dari dalam, salah satunya dengan cukup asupan multivitamin.

Anak menjadi kelompok rentan terhadap Covid-19 varian delta, alih-alih “lebih rendah resiko”. Apalagi ketika mereka masih bersosialisasi terhadap sebaya dan minim protokol kesehatan (prokes). Varian ini diperkirakan memiliki kemampuan dua kali lebih menular daripada virus SARS-CoV-2 awal. 

“Varian delta dapat menular melalui kontak dengan durasi sekitar 5-10 detik saja,” demikian kutipan dari The Guardian

Gejala infeksi varian delta pada anak ditandai dengan keluhan demam, diare/mencret, batuk, pilek, ruam kulit, sakit tenggorokan, sesak, sakit kepala, nyeri otot, mual dan muntah, nafsu makan ikut menurun, sakit perut, anosmia, serta kelelahan – hampir mirip gejala varian sebelumnya.

“Anak dengan infeksi Covid-19 varian delta berisiko mengalami kondisi langka yang disebut sindrom inflamasi multisistem: peradangan di berbagai bagian tubuh,” demikian tertulis dalam situs edukasi Covid-19 kerjasama UNPAD dan ITB, Amari Covid-19.

Kerentanan infeksi covid pada anak terlihat dari Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang menyatakan 12,6 persen anak Indonesia positif Covid-19. Artinya 1 dari 8 kasus covid di Indonesia merupakan pasien anak. 

Kerentanan tersebut kemudian memunculkan inisiasi vaksin anak 12-17 tahun untuk memberi perlindungan lebih. Tapi pertanyaannya bagaimana nasib anak-anak di bawah umur tersebut?

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak di kategori umur 0-12 tahun mencapai sekitar 50 juta jiwa. Artinya puluhan juta anak tidak terlindungi dari infeksi covid akibat belum bisa mendapat vaksinasi. 

Solusinya selain tetap menjaga agar anak menerapkan prokes dan memperbanyak jumlah vaksinasi dewasa, imun tubuh anak harus tetap kuat terjaga. 

Kombinasi Lengkap Temulawak, Madu, Sari Kurma dan Multivitamin

Jika membekali anak dengan prokes memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sudah dilakukan, maka langkah mandiri lain yang bisa diupayakan orangtua untuk anak adalah menjaga kecukupan gizi, termasuk vitamin dan mineral. 

Namun memilih multivitamin untuk anak bisa dibilang sulit. Sebab angka kecukupan gizi (AKG) jelas berbeda dengan orang dewasa. Kemudian anak juga cenderung “ogah” mengonsumsi suplemen jika rasanya tak cocok di mulut, entah bukan rasa favorit atau justru pahit.

Nah, Curcuma Plus memiliki dua rangkaian produk yang telah diformulasikan khusus untuk anak, yakni Curcuma Plus Honey Vit dan Curcuma Plus Grow. Keduanya memiliki manfaat guna menjaga daya tahan tubuh dan pemulihan paska sakit dengan rasa buah-buahan yang pasti disukai anak. 

Keduanya mengandung sari temulawak organik yang bersifat anti-mikroba dan anti-inflamasi. Kandungan kurkumin dan minyak atsiri berperan dalam menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat memecah membran dan bersifat toksik terhadap mikroba. 

Sementara kemampuan lain temulawak terkait anti-inflamasi terdapat pada zat penyusun temulawak, germakron. Mama bisa memilih varian Curcuma Plus Honey Vit dengan tambahan madu alami dan sari kurma untuk membantu menjaga imunitas anak optimal. 

“Konsumsi madu sebagai zat yang kaya anti-oksidan dapat melindungi tubuh terhadap perubahan patologis sehingga mencegah gangguan inflamasi (peradangan) kronis,” tulis studi terbitan General Medicine (2014).

Studi kecil tahun 2015 menyatakan kurma memiliki profil nutrisi baik untuk membantu mencegah kerusakan jaringan dan sel dari racun. Secara komposisi Curcuma Plus Honey Vit mengandung madu, vitamin C, temulawak organik (curcuma), sari kurma, minyak ikan kod, Lysin HCL, dan multivitamin (vitamin B1, B2, B5, B6). 

Curcuma Plus Honey Vit cocok dikonsumsi sebagai multivitamin harian guna menjaga imun tubuh dari paparan mikroba jahat. Sementara Curcuma Plus Grow selain punya kandungan temulawak organik juga minyak ikan, vitamin D, vitamin A, B complex, dan kalsium. 

Keunggulan produk tersebut dapat membantu pertumbuhan tulang dan gigi serta perkembangan otak anak. Jika Curcuma Plus Honey Vit tersedia dalam rasa original dan jeruk, maka Curcuma Plus Grow tersedia dalam rasa jeruk, strawberry, blackcurrant.

Kedua produk ini dapat digunakan mulai usia 1-12 tahun. Cocok melindungi kelompok anak yang belum bisa mendapat perlindungan vaksinasi. Aturan pakainya cukup 1 sendok makan sehari bagi anak usia 1-6 tahun dan 1 sendok makan sebanyak dua kali sehari untuk usia 6-12 tahun. 

Dengan kelengkapan vitamin dan keunggulan produk yang kompleks harga Curcuma Plus Honey Vit dan Curcuma Plus Grow sangat ramah di kantong. Apalagi jika dibandingkan dengan harga produk multivitamin yang membumbung tinggi di masa pandemi ini.

Artikel Seru dan Bermanfaat Lainnya